Pramuka singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya jiwa muda suka berkarya. Organisasi ini ada di setiap tingkatan pendidikan. Mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Kegiatan kepramukaan ini akan membantu melatih para siswa agar menjadi seseorang yang kreatif dan terampil dalam berbagai keadaan. Tak hanya itu, di dalamnya pun akan membantu para siswa mendapat bimbingan kebangsaan dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Ada banyak sekali agenda kegiatan yang dapat dilakukan jika menjadi anggota pramuka. Mulai dari berpartisipasi mengikuti perlombaan, mengikuti perkemahan, hingga mengikuti jambore tingkat nasional maupun internasional.
Tak hanya itu, anggota pramuka pun memiliki agenda tahunan yakni merayakan Hari Pramuka Indonesia. Perayaan tersebut diperingati setiap tanggal 14 Agustus.
1. Sejarah lahirnya pramuka
Berdirinya pramuka diprakarsai oleh Baden Powell. Mulanya, pada tahun 1907 ketika Baden Powell yang menjabat sebagai Letnan Jenderal tentara Inggris, ia mengadakan perkemahan pramuka di Pulau Brownsea, Inggris.
Pengalaman tersebut ia tulis dan dijadikan buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku tersebut tersebar di seluruh penjuru Inggris bahkan beberapa negara lainnya. Hingga akhirnya terbentuklah organisasi pramuka.
Organisasi ini semula hanya diikuti oleh para anak laki-laki. Namun, ketika tahun 1912 Badan Powell dibantu oleh sang adik Agnes Powell mendirikan organisasi pramuka untuk perempuan ” Girl Guides”.
Organisasi kepramukaan tersebut akhirnya dilanjutkan oleh istri Baden Powell.
Powell semakin mengembangkan organisasi pramuka. Ia kemudian membentuk organisasi pramuka usia siaga bernama CUB atau anak serigala pada tahun 1961. Organisasi kepramukaan tersebut dilengkapi dengan buku panduan The Jungle Book.
Setelah membentuk pramuka untuk usia anak-anak, kemudian Powell mendirikan “Rover Scout” untuk para remaja usia 17 tahun di tahun 1918.
Di tahun 1920, tepatnya pada tanggal 30 Juli hingga 8 Agustus, untuk pertama kalinya diadakan Jambore Dunia. Kegiatan tersebut merupakan pertemuan besar antar para anggota pramuka di seluruh dunia. Acara tersebut dilakukan seperti berkemas bersama.
Jambore pertama ini diadakan di di Olympia Hall, London, dengan jumlah peserta sekitar 8000 anggota pramuka yang berasal dari 34 negara berbeda.
Dalam acara tersebut Baden Powell dinobatkan sebagai Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia.
Tak hanya itu, di tahun 1920 juga dibentuk Dewan Internasional Organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang. Kemudian penetapan London sebagai kantor kesekretariatan Pramuka sedunia. Namun pada tahun 1958 serta ke Geneva dan berpindah kembali ke Swiss pada tahun 1968.
Eksistensi pramuka semakin melambung tinggi pada tahun 1922 ketika Baden Powell menerbitkan buku keduanya tentang pramuka yang berjudul ‘Rovering to Success’ yang artinya ‘Mengembara Menuju Sukses’.
Buku tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang berjuang mengayuh sampan hingga sebuah pantai. Cerita tersebut ternyata menginspirasi banyak orang. Hingga akhirnya gerakan pramuka kian berkembang.
Kini, Biro kepramukaan sedunia putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan sedunia putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
2. Perjalanan lahirnya pramuka di Indonesia
Gerakan pramuka di Indonesia dimulai pada tahun 1912. Hal tersebut bermula dari organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916.
Melihat gerakan pramuka yang berada di Indonesia membuat tokoh-tokoh gerakan nasional berniat mendirikan Padvinders (Pandu) untuk anak bangsa.
Akhirnya terbentuklah Padvinders Indonesia seperti JPO (javaanse Padvinders Orgcmizatie), JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau HW.
Organisasi tersebut kemudian bersatu. Mulanya dibentuklah PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia) yang merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Sayangnya PAPI tidak dapat bertahan lama. Kemudian terbentuklah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
Namun, PAPI kemudian mengembangkan diri menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Eksistensi gerakan kepanduan di Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut membuat banyak gerakan kepanduan bermunculan di Indonesia pada tahun 1928-1935. Gerakan tersebut ada yang bernafas kebangsaan maupun agama.
Kepanduan yang bernapas kebangsaan antara lain Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI).
Sedangkan kepanduan yang bernapas agama seperti Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
3. Perjalanan kepramukaan di Indonesia setelah kemerdekaan
Pada 28 Desember 1945 terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di Solo. Kepanduan ini merupakan satu-satunya organisasi kepanduan Indonesia dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.
Namun, tahun-tahun berikutnya banyak organisasi kepanduan yang kembali bermunculan. Hingga kemudian Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, mengganti keputusan Nomor 93/Bhg.A, Tanggal 1 Februari 1947 dengan Keputusan Nomor 23441/ Kab, Tanggal 6 September 1951.
Hal ini memungkinkan organisasi kepanduan lain selain Pandu Rakyat Indonesia. Contohnya terbentuknya IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) pada 16 September 1951. Kemudian IPINDO diterima menjadi anggota International Conference (Organisasi Kepanduan Sedunia) mewakili Indonesia masuk dalam Far East Regional Scout Officer pada tahun 1953.
Lalu ada tahun 1954, terbentuklah organisasi POPPINDO (Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) dan PKPI (Kepanduan Putri Indonesia) yang melebur menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Jika dijumlah, dari tahun 1950 hingga 1960, organisasi kepanduan di Indonesia berjumlah 100. Organisasi-organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu IPINDO, POPPINDO dan PKPI.
Akhirnya, pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden Soekarno memberikan amanat pemimpin pandu di Istana Merdeka.
Beliau menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia dan kemudian meleburnya menjadi organisasi baru yang bernama Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
Maka, terciptalah Keppres No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Akhirnya Gerakan Pramuka di Indonesia mulai dikenalkan secara resmi di Indonesia pada 14 Agustus 1961. Hal tersebut bersamaan dengan Presiden RI menganugerahkan panji-panji sebagai penghargaan keikutsertaan para pandu dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
4. Penetapan Hari Pramuka Indonesia
Saat Gerakan Pramuka dikenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961, maka 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka. Setiap tahunnya seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia akan memperingati hari tersebut.
Sejarah pramuka di Indonesia cukup panjang dengan berbagai organisasi. Walau begitu, perbedaan tersebut akhirnya berhasil bersatu menjadi satu kesatuan. Selamat Hari Pramuka untuk seluruh anak Indonesia!